“Kebangkitan Transformatif Pendidikan Katolik di KAS: Semakin Tinggal dalam Kristus dan Berbuah dalam Kesaksian”
Bapak Kardinal, Bapak Uskup, para Rama, Ibu-Bapak, Orang Muda, dan Anak- anak yang terkasih. Berkah Dalem.
Tanggal 2 Mei 2024 yang lalu, kita bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional ke-69 dengan tema: “Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar”. Pada saat yang sama kita meluncurkan hasil Sinode Pendidikan KAS yang bertema: ”Berjalan Bersama untuk Misi Pendidikan KAS”. Peluncuran hasil sinode pendidikan KAS itu menandai ditutupnya Sinode Pendidikan yang sudah kita jalani bersama selama satu tahun.
Kita bersyukur kepada Allah yang telah membimbing dan menyertai seluruh proses sinode. Kita sungguh diberkati sehingga dapat ambil bagian dalam musyawarah umat. Panitia Sinode pun dapat bekerja dengan baik bagi terlaksananya agenda besar keuskupan kita ini. Terimakasih kepada seluruh umat, khususnya kepada Panitia Sinode, yang telah bekerjasama dengan sangat baik sehingga mendapatkan banyak data serta informasi tentang persoalan dan harapan terhadap penyelenggaraan pastoral pendidikan katolik di KAS. Sinode ini juga menghasilkan buah-buah refleksi dan pemikiran yang pasti sangat berguna untuk meningkatkan kualitas misi pendidikan di KAS ini. Kendati secara resmi sinode ini telah ditutup, namun kita tetap akan menindaklanjutinya dalam gerak yang lebih konkret agar hasil Sinode berdampak bagi peningkatan kualitas pendidikan sekolah-sekolah Katolik di keuskupan kita.
.
Saudara-Saudari yang terkasih dalam Kristus,
Kebangkitan transformatif pendidikan katolik adalah upaya terus-menerus untuk membawa perubahan guna meningkatkan kualitas pendidikan Katolik. Kebangkitan yang berdaya ubah ini digerakan oleh Yesus sendiri sebagai wujud kasih Allah Bapa kepada kita. Pendidikan sejati adalah tanda pemberian diri para orangtua dan pendidik bagi para peserta didik, sehingga mereka dapat menghasilkan buah-buah kehidupan. Sebab Yesus sendiri, sebagaimana kita dengar dalam Injil (Yoh 15,9-17), telah menetapkan kita untuk pergi dan menghasilkan buah.
Kebangkitan transformatif diperlihatkan dengan sangat baik pada bacaan pertama hari ini (Kis 10,25-26.34-35.44-48). Dikatakan bahwa semua orang beriman menjadi terbuka terhadap kenyataan bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan kepada segala bangsa. Keterbukaan ini telah merobohkan tembok pemisah yang disebabkan oleh kesombongan menganggap diri paling baik dan paling benar. Orang terdidik tentu memiliki sikap bijaksana seperti Petrus: “Sesungguhnya aku telah mengerti bahwa Allah tidak membeda-bedakan orang”. Artinya, orang akan memiliki semangat kasih yang sejati sebagai tanda pengenalannya akan Allah yang adalah kasih.
Harapan dan usaha kita bersama melalui pendidikan katolik adalah melahirkan pribadi-pribadi seperti Petrus yang mengarahkan dan memampukan peserta didiknya berani ambil bagian dalam kesaksian hidup di komunitas yang lebih luas. Oleh karena itu, keluarga-keluarga katolik dan sekolah-sekolah katolik harus berani mentransformasi diri dan menciptakan iklim pendidikan yang membawa semua anggotanya untuk semakin mengenal Allah dan mengasihi sesamanya. Bacaan kedua menegaskan hal ini demikian: “Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih” (1Yoh 4,7-10).
.
Saudara-Saudari yang terkasih dalam Kristus,
Di zaman yang terus berubah ini, saya mengundang seluruh umat Allah Keuskupan Agung Semarang, utamanya keluarga-keluarga katolik dan komunitas-komunitas sekolah katolik, untuk saling tolong menolong men- TRANSFORMASI diri dengan cara ngopeni lan nggemateni proses pendidikan katolik. Bagaimana kita mesti ngopeni lan nggemateni atau merawat dan
mengembangkan pendidikan katolik saat ini? Hasil Sinode Pendidikan kita menggarisbawahi tiga hal penting sebagai berikut:
Pertama, Sekolah-sekolah katolik mesti menempatkan proses pertumbuhan DISIPLIN sebagai karakter hidup yang mesti terus-menerus dihidupi oleh seluruh anggota komunitas.
Kedua, Sekolah katolik, komunitas, keluarga, dan pribadi-pribadi diundang saling bergandengan tangan untuk berjejaring, saling mendukung dan bersama- sama memberikan kontribusi atau sumbangsih untuk mengembangkan pendidikan dalam semangat kolegialitas (kerjasama) dan solidaritas (belarasa). Dengan cara inilah kita saling membantu meringankan beban penyelenggaraan pendidikan.
Ketiga, para orangtua, guru, dan tenaga kependidikan sudah seharusnya berani dan siap untuk terus belajar serta setia mengembangkan diri dalam terang nilai- nilai kristiani melalui kesaksian hidup yang inspiratif bagi anak dan peserta didik. Karena itu bina lanjut guru, pembinaan karakter dan iman, serta iklim belajar yang mendewasakan perlu dilakukan secara terus menerus. Dengan usaha ini, keluarga dan sekolah katolik bukan hanya menjadi tempat untuk menyalurkan ilmu pengetahuan, tetapi sungguh-sungguh akan menjadi tempat untuk belajar kehidupan.
.
Saudara-saudari yang terkasih,
Ketiga hal itu sangat penting untuk kita perhatikan bersama dalam menindaklanjuti hasil Sinode Pendidikan di komunitas Sekolah dan keluarga kita. Kesadaran akan pentingnya buah-buah sinodeini perlu terus digelorakan dengan memperhatikan dua hal mendasar berikut ini:
Pertama, kontribusi dalam berbagi dan kesaksian hidup bagi anak-anak di sekolah dari umat, imam, suster, bruder, dll.
Kedua, seluruh yayasan dan lembaga penyelenggara pendidikan katolik di KAS berpartisipasi aktif dalam gerak keuskupan menyelenggarakan FIBB atau formasi iman berjenjang dan berkelanjutan di tingkat sekolah masing-masing.
Terkait dengan FIBB ini, di sepanjang bulan Mei 2024 ini kita akan menyelenggarakan Katekese Pendidikan. Katekese akan mendalami empat hal berikut ini:
? Pekan I : Karakteristik anak-anak Generasi Z dan model pendampingannya.
? Pekan II : Keluarga dan Sekolah Katolik: Habitus dan Lokus perkembangan iman katolik dan karakternya.
? Pekan III : Sekolah sebagai formasi iman dan pewartaan.
? Pekan IV : Paroki-paroki dan Komunitas Kristiani yang Hidup dari dan
Menghidupi Sekolah Katolik.
Saudara-Saudari terkasih dalam Kristus,
Kita masih harus mengerjakan pekerjaan rumah (PR) lainnya, yaitu menyelaraskan pendidikan katolik dengan gerak Pemerintah Republik Indonesia yang telah mengesahkan KURIKULUM MERDEKA menjadi Kurikulum Nasional di tahun 2024 ini. Peluang-peluang katekese pendidikan dalam rangka Formatio Iman, Pengetahuan dan Kepribadian bagi anak-anak dan generasi muda Gereja harus ditumbuhkan di sekolah-sekolah katolik pada khususnya dan di keluarga serta komunitas Gereja pada umumnya.
Dengan demikian Kebangkitan Transformatif dalam pendidikan katolik kita secara bertahap semakin dapat mewujudkan sabda Yesus dalam Injil hari ini: “Aku telah menetapkan kamu supaya kamu pergi dan menghasilkan buah”. Sabda Yesus ini hanya mungkin terjadi bila kita saling mengasihi satu sama lain. Maka marilah kita saling membantu satu sama lain agar cita-cita bersama dalam mentransformasi pendidikan Katolik di keuskupan kita dapat terlaksana dengan baik.
.
Berkah Dalem.
Semarang, 2 Mei 2024
Hari Pendidikan Nasional
† Robertus Rubiyatmoko
(Uskup Agung Semarang)